Chemistry

Share about all of chemistry. Such as Physical Chemistry, Inorganic Chemistry, Analytical Chemistry, Organic Chemistry, and Chemical Bonding. We can share and discuss about chemistry!!

Downloads

Downloads software, games, and movies FREE here!!

Travelling

Explore the world. Don't stay at home!! Explore and visit beautiful places around your city or country!! Share beautiful places here!!

State University of Malang

Admin study at University of Malang. If you want to dicusss or sharing about chemistry. Contact me at social media!!

Selasa, 30 Desember 2014

Pengertian, Konformasi,dan Reaksi - reaksi Alkana

Dalam bab ini akan dibahas tentang tata n
ama, sifat-sifat fisika dan kimia senyawa organik golongan alkana, yaitu salah satu jenis dari kelompok hidrokarbon alifatik. Senyawa hidrokarbon adalah senyawa organik yang molekulnya tersusun dari atom-atom karbon dan hidrogen. Terdapat 3 golongan senyawa yang termasuk hidrokarbon yaitu, hidrokarbon alifatik (alkana, alkena, alkuna), hidokarbon alisiklik (siklo alkana, siklo alkena), dan hidrokarbon aromatik (benzena dan turunannya). Dalam hidrokarbon alifatik terdapat dua macam golongan yaitu hidrokarbon alifatik jenuh dan hidrokarbon alifatik tidak jenuh.

Ciri- ciri hidrokarbon alifatik jenuh adalah hanya memiliki ikatan tunggal di antara rantai-rantai karbonnya, dan rangkaian atom-atom karbon tersebut merupakan rantai terbuka ( ujung-ujung rantainya tidak saling bertemu). Karena dalam molekul alkana ikatan antara atom-atom karbonnya semuanya berupa ikatan tunggal, maka alkana merupakan senyawa hidrokarbon alifatik jenuh.

Istilah alifatik berasal dari kata Yunai aleiphar yang berarti lemak atau minyak. Bahwa alkana dinyatakan sebagai hidrokarbon alifatik karena sifat fisika suku-suku tinggi alkana menyerupai sifat fisika molekul berantai panjang yang terdapat dalam lemak hewan dan minyak tumbuhan.

I.   Struktur Alkana   
Rumus umum molekul alkana adalah CnH2n+2 . Bentuk molekul metana adalah tetrahedron dan semua sudut  ikatan H-C-H 109,5. Semua atom karbon dalam etana juga tetrahedron dan semua sudut ikatannya mendekati 109,5. 

II. Keisomeran Struktur Dalam Alkana
Senyawa-senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tetapi rumus strukturnya berbeda(dalam hal cara terikatnya atom-atom dalam molekul) disebut isomer-isomer struktur. Misalnyua alkana dengan rumus molekul C4H10  mempunyai dua buah isomer struktur, yang masing-masing diberi nama butana dan 2-metilpropana (isobutana). Isobutana dan 2-metilpropana adalah dua senyawa yang berbeda strukturnya dan mempunyai sifat fisika dan kimia yangberbeda pula.

III. Tata Nama Alkana
Sistem IUPAC 
Secara ideal setiap senyawa organik seharusnya mempunyai satu nama yang memberikan gambaran secara jelas tetntang strukturnya, dan sebaliknya dari nama itu pula dapat digambarkan rumus struktur senyawa tersebut. Untuk memenuhi ketentuan tersebut oleh suatu badan bernama International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC) telah disusun seperangkat peraturan untuk memberi nama senyawa organik.

pemberian nama pada alkana dengan rantai tak bercabang menurut sistem IUAPC terdiri dari dua bagian, yaitu : (1) awalan yang emnyatakan jumlah atom karbon dalam rantai, dan (2) akhiran -ana untuk menunjukkan bahwa senyawanya berupa hidrokarbon alifatik jenuh. Awalan yang digunakan untuk menyatakan jumlah 1 sampai dengan 20 atom C dapat dilihat pada tabel sebelumnya.
Untuk pemberian rantai alkana bercabang terdiri dari dua bagian yaitu nama induk yang menunjukkan atom-atom karbon yang membentuk rantai utama (rantai karbon terpanjang), dan nama cabang yang menunjukkan gugus yang terikat pada rantai utama.
Contoh  CH3-CH2-CH2-CH(CH3)-CH2-CH3

Satu gugus yang diturunkan dari suatu alkana dengan mengurangi satu atom H disebut gugus alkil. Gugus alkil umumnya dilambangkan dengan -R, dan diberi nama dengan mengganti akhiran -ana pada alkana asalnya dengan akhiran -il

Nama dan Rumus molekul 20 suku pertama alkana dengan rantai tak bercabang
Aturan-aturan pemberian nama alkana menurut sistem IUPAC :

  1. Alkana tidak bercabang diberi nama seperti pada tabel pertama
  2. Untuk alkana yang rantainyua bercabang, nama senyawa induknya adalah nama alkana yang jumlah atom C-nya sesuai dengan rantai atom karbon yang terpanjang. Rantai atom karbon yang terpanjang tersebut dinyatakan sebagai rantai utama.
  3. Gugus- gugus yang terikat pada rantai utama disebut  subtituen, dan setiap subtituen mempunyai satu nama dan satu nomor. Nomor tersebut menunjukkan nomor atom karbon dalam rantai utama yang mengikat subtituen.
  4. Jika terdapat lebih dari satu subtituen yang sama, maka nomor masing-masing atom karbon rantai utama yang mengikat suntituen tersebut harus dituliskan. Jumlah subtituen ditunjukkan dengan awalan di-, tri-, tetra-, penta-, heksa-, dan seterusnya, yang berturut-turut menyatakan jumlah subtituen sebanyak dua, tiga, empat, lima, enam dan seterusnya.
  5. Jika suatu alkana bercabang hanya memiliki sebuat subtituen, maka penomoran rantai utama dimulai dari ujung rantai yang memberi nomor rendah pada subtituen tersebut.
  6. Jika terdapat dua atau lebih subtituen yang sama, maka pernomoran rantai utama dari ujung yang meberikan nomor rendah pada subtituen yang posisinya terdekat dengan ujung rantai tersebut.
  7. Jika terdapat dua atau lebnih subtituen yang berbeda, maka dalam penulisan namanya harus disusun berdasarkan urutan abjad huruf pertama nama subtituen. Penomoran rantai utama dimulai dari ujung yang menghasilkan nomor yang lebih rendah bagi subtituen dengan urutan abjad lebih awal.
  8. Awalan di-, tri-, tetra-, dan seterusnya tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad
  9. Awalan-awalan yang diikuti dengan tanda hubung seperti sekunder (sek-), tersier (ters-) tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan abjad, sedangkan awalan iso dan neo tidak perlu dipisahkan dengantanda hubung tetapi harus diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
Nama Umum TRIVIAL
Dalam sistem nama umum atau trivial yang lama, nama alkana ditentukan oleh jumlah atom karbon tanpa memperhatikan susunan atom-atom karbon tersebut. Tiga suku pertama alkana berturut-turut diberi nama metana, etana, dan propana,. Semua senyawa yang mempunyai rumus molekul C4H10 disebut butana. Alkana tak bercabang yang mempunyai atom karbon lebih dari 3 diberi awalan normal (n). Awalan iso-  menunjukkan adanya gugus -C(CH3)3 pada ujung rantai. Sistem nama TRIVIAL ini biasanya digunakan untuk struktur-struktur alkana dengan rantai yang sederhana, jika rantai dari suatu alkana tersebut cukup kompleks maka digunakan sistem nama IUPAC.

IV. Klasifikasi Atom-atom Karbon dan Hidrogen
Atom karbon dibedakan menjadi 4 yaitu: primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Atom karbon primer adalah atom karbon yang mengikat 1 atom karbon yang lain. Atom karbon sekunder mengikat 2 atom karbon yang lain, sedangkan atom karbon tersier dan kuartener berturut-turur mengikat 3 dan 4 atom karbon yang lain.
Untuk atom hidrogen dibedakan menjadi 3 yaitu primer, sekunder, dan tersier tergantung pada jenis atom karbon yang mengikatnya. Atom hidrogen yang terikat pada atom karbon primer disebut atom hidrogen primer, atom hidrogen yang terikat pada atom karbon sekunder disebut atom hidrogen sekunder, dan selanjutnya. d

V. Konformasi Alkana
Bila alkana yang mempunyai 2 atau lebih atom karbon diputar mengelilingi garis ikatan karbon-karbonmaka akan menghasilkan tatanan 3 dimensi yang berbeda-beda. Setiap tatanan 3 dimensi atom-atom yang dihasilkan oleh rotasi pada sumbu ikatan tunggal disebut konformasi. 
Contohnya, molekul etana yang digambarkan dengan proyeksi Newman. Yang dimaksud gambar proyeksi Newman adalah gambar molekul yang diperoleh dengan cara memandang molekul tersebut dari arah sumbu ikatan karbon-karbon.
Proyeksi Newman molekul etana

Apabila dilakukan pemutaran mengelilingi sumbu ikatan C-C berturut-turut sebesar 60, 120, 180, 240, dan 300 derajat maka diperoleh konformasi sebagai berikut
Apabila diamati keenam konformer tersebut ternyata hanya terdapat 2 konformer yang ekstrem yaitu konformasi goyang (staggered) dan eklips (eclipsed). Konformasi "goyang" dan "eklips" ditunjukkan oleh gambar dibawah ini

Pada konformasi "goyang", ketiga ikatan C-H pada atom karbon yang satu berjauhan dengan tiga ikatan C-H pada atom karbon yang berdampingan. Sebaliknya pada konformasi "eklips", ketiga ikatan C-H pada atom karbon yang satu berdekatan dengan tiga ikatan C-H atom karbon yang berdampingan.

VI. Sifat-sifat Fisika Alkana

1. Alkana yang memiliki berat molekul rendah (metana, etana, propana, dan butana) pada suhu kamar dan tekanan atmosfer berwujud gas. Alkana yang memiliki 5-17 atom C berwujud cair  dan selebihnya berwujud padat. Titik didih dan titik leleh alkana makin tinggi bila berat molekulnya bertambah.
2. Alkana adalah senyawa nonpolar, dan gaya antar molekulnya adalah gaya van der waals. Oleh karena itu titik leleh dan titik didih alkana lebih rendah daripada senyawa semipolar atau senyawa polar yang berat molekulnya hampir sama.

VII. Reaksi-reaksi pada Alkana
Alkana sangat tidak reaktif terhadap sebagian besar peraksi. Alkana merupakan senyawa nonpolar dan hanya memiliki ikatan sigma-sigma yang kuat.

1. Reaksi Oksidasi
Alkana bila bereaksi dengna oksigen dalam jumlah yang memadai (teroksidasi sempurna) membentuk CO2 dan H2O disertai pembebasan panas.







2. Reaksi Halogenasi
Alkana bereaksi dengan halogen di bawah pengaruh panas atau sinar ultraviolet.


Melalui eksperimen, Markovnikov (tahun 1875) memperoleh bukti bahwa dalam reaksi substitusi terdapat perbedaan laju reaksi substitusi di antara atom-atom H dalam alkana, yaitu H3>H2>H1. Pada halogenasi (kecuali fluorinasi), ternyata bahwa kereaktifannya dalam reaksi substitusi adalah klorin > brom > iodin.

3. Reaksi nitrasi
Reaksi alkana dengan HNO3 pada suhu 150-475 derajat celcius mengakibatkan terjadinya substitusi atom H pada alkana oleh gugus -NO2 (gugus nitro). Reaksi substitusi semacam ini dinamakan reaksi nitrasi


Seperti halnya pada halogenasi, atom-atom H dalam alkana berbeda laju reaksinya dalam nitrasi sehingga hasil nitrasi cenderung membbentuk campuran.
Contoh : propana + asam nitrat akan menghasilkan campuran 1- nitopropana dan 2-nitropropana

4. Reaksi sulfonasi
Reaksi alkana dengan asam sulfat berasap (oleum) menghasilkan asam alkana sulfonat.


Dalam reaksi di atas terjadi substitusi satu atom H pada alkana oleh gugus -SO3H dan substitusi ini dinamakan dengan sulfonasi. Dalam reaksi sulfonasi terbukti bahwa laju substitusi H3>H2>H1.

5. Isomerisasi

Pada beberapa lakana dalam kondisi tertentu dapat terjadi isomerisasi

VIII. Pembuatan Alkana
Pembuatan alkana dapat dibuat dengan beberapa cara diantaranya adalah :

1. Hidrogenasi alkena


Alkena direaksikan dengan hidrogen dalam katalis Pd/Pt/Ni dapat menghasilkan alkena

2. Hidrolisis pereaksi Grignard



Jika suatu alkil halida direaksikan dengan logam Mg dalam eter kering maka akan dihasilkan sebuah peraksi grignard yang jika dihidrolisis akan menghasilkan suatu alkana 

3. Reaksi Wurtz
Reaksi Wurtz biasa digunakan untuk penggandengan alkil halida dengan senyawa organologam.

IX. Sumber-sumber Alkana
Sumber-sumber Alkana yang terdapat di alam adalah bahan bakar fosil yang meliputi gas alam, minyak bumi, dan batubara.

Semoga bermanfaat :)
Tunggu untuk posting materi selanjutnya..

Minggu, 28 Desember 2014

E-Book Chemistry McMurry Fay 4th Edition

Kali ini saya akan membagikan sebuah e-book yang biasanya dipakai untuk bahan ajar maupun referensi bagi mahasiswa, siswa, guru untuk menambah pengetahuan dan menambah sumber referensi. Yaitu sebuah buku yang diakarang oleh McMurry Fay, buku ini adalah buku edisi ke empat yang akan membahas tentang :
  1. Chemistry: Matter and Measurement
  2. Atoms, Molecules, and Ions
  3. Formulas, Equations, and Moles
  4. Reactions in Aqueous Solution
  5. Periodicity and Atomic Structure
  6. Ionic Bonds and Some Main-Group Chemistry
  7. Covalent Bonds and Molecular Structure
  8. Thermochemistry: Chemical Energy
  9. Gases: Their Properties and Behavior
  10. Liquids, Solids, and Phase Changes
  11. Solutions and Their Properties
  12. Chemical Kinetics
  13. Chemical Equilibrium
  14. Hydrogen, Oxygen, and Water
  15. Aqueous Equilibria: Acids and Bases
  16. Applications of Aqueous Equilibria
  17. Thermodynamics: Entropy, Free Energy, and Equilibrium
  18. Electrochemistry
  19. The Main-Group Elements
  20. Transition Elements and Coordination Chemistry
  21. Metals and SolidState Materials
  22. Nuclear Chemistry
  23. Organic Chemistry
  24. Biochemistry
Dalam buku ini terdapat materi-materi di atas tersebut. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua

Paralayang Batu!! Wisata Malang Raya

Kali ini saya akan berbagi salah satu kawasan wisata yang ada di daerah Malang Raya. Tepatnya berada di daerah Pujon. Letak kawasan paralayang ini berada pada daerah pegunungan yang diberi nama dengan Gunung Banyak. Oh ya sebelumnya saya perkenalkan dulu apa saja wisata yang berada di daerah paralayang tersebut. Kawasan ini sebenarnya adalah spot untuk para wisatawan yang ingin mencoba adrenalin dalam hal-hal yang berkaitan degnan ketinggian. Diantaranya para wisatawan dapat menikmati wahana terjun payung, dan juga dengan paralayang. Bagi yang tidak dapat terjun sendiri, tenang disini dapat didampingi oleh instruktor. Jadi dengan terbang dari atas gunung kita dapat melihat seluruh pemandangan Kota Batu bahkan Kota Malang sekaligus. Bayangkan betapa indahnya pemandangan yang kita dapat jika kita melakukan terjun payung di daerah paralayang. Seiring dengan berjalannya waktu kawasan ini tidak hanya digunakan bagi wisatawan yang ingin terjun patung, dengan adanya pemandangan yang indah kawasan wisata ini banyak sekali dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun dari luar kota untuk menikmati pemandangan itu sendiri. Jika berada di dana kita akan menyaksikan pemandangan yang dapat menenangkan pikiran kita, selain udaranya yang sejuk, kawasan yang tenang ,kita dapat menikmati dan merasakan alam yang natural karena di lingkungan ini masih cukup asri dan rindang. Selain pemandangannya disana juga terdapat rumah pohon, dimana kita dapat menikmati suasana alam yang sangat natural dari kawasan tersebut.

Paralayang 1

Paralayang 2

Paralayang 3
 Nah untuk letak kawasan ini sendiri kita harus melakukan perjalanan kurang lebih 1 jam dari kota Malang menuju ke arah barat. Jika kawan-kawan sekalian berada di Kota Batu perjalanan hanya ditempuh selama setengah jam dengan menuju ke arah pujon, ngantang, atau kediri. Biaya masuk untuk ke wahana Paralayang pun cukup murah kawan. Hanya sekitar 15rb untuk 2 orang dan 1 sepeda motor. Selanjutnya kawan-kawan dapat menikmati kawasan ini sepuasnya.

Semoga bermanfaat kawan!!
VISIT MALANG RAYA!!

Sabtu, 13 Desember 2014

Analisis Kualitatif Kation Golongan II



Analisis Kation Golongan II
Kali ini saya akan memposting analisis kation golongan II dimana sebelumnya saya telah mengshare analisis untuk kation golongan I.
Untuk kation golongan II seperti yang saya posting di artikel sebelumnya didasarkan pada pengendapan sebagai garam sulfida, dimana pada kation golongan II ini dibedakan menjadi dua golongan menurut kelarutannya. Golongan IIA terdapat kation Pb2+, Hg2+ , Cu2+, Cd2+, Bi3+ , sedangkan pada golongan IIB terdapat kation As3+, As5+, Sn3+, Sn4+, Sb3+, Sb5+. Pertama-tama semua kation akan diendapkan sebagai garam sulfida. Kemudian kation golongan IIA dan IIB dipisahkan menggunakan polisulfida dimana kation golongan IIA tetap menjadi endapan, sedangkan kation golongan IIB akan larut saat ditambahkan polisulfida. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di bagan dibawah ini:
 Untuk identifikasi langsung kation Cu dan Cd dapat digunakan pereaksi yang spesifik diantaranya untuk uji Cu dapat digunakan larutan Kalium Heksasianoferat akan menghasilkan warna coklat kemerahan dan utuk uji Cd dapat digunakan Hidrogen Sulfida akan menghasilkan warna hitam.
Sedangkan untuk uji Sn dan Sb dapat digunakan peraksi yang spesifik dimana uji Sn dapat dilakukan dengan pereaksi Zn dan uji Sb dapat digunakan pereaksi KOH, Hidrogen Sulfida



Semoga Bermanfaat :)